Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

REVIEW JURNAL NASIONAL


MEMBENTUK PRIBADI MULIA MELALUI PENDIDIKAN NILAI:
Studi di SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta
Sudrajat
Pendidikan Sejarah FISE UNY

Pengantar dan Tujuan
Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi kecenderungan baru di mana kesadaran akan nilai mulai tumbuh kembali. Kecenderungan ini terjadi secara global dan dapat digambarkan sebagai suatu titik balik dalam perkembangan peradaban manusia. Di Indonesia mulai berkembang pendidikan dan pengajaran yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan aspek keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bersamaan dengan itu sekolah-sekolah berusaha menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kesadaran nilai, moral dan keagamaan bagi peserta didiknya.
Refeleksi pendidikan kita hingga saat ini terkesan melebihkan unsur keilmuan secara duniawi dan melemahkan kadar spiritual sebagai pembentuk nilai atau moral dalam kepribadian para generasi muda. Seorang siswa dianggap berprestasi dan mendapat predikat pelajar teladan berdasarkan kepada nilai yang bagus pada mata pelajaran tertentu. Moralitas kemudian menjadi terabaikan dan dianggap sebagai suatu yang usang. Generasi bangsa menjadi pribadi yang meletakkan segala sesuatu tanpa berlandaskan nilai moral dan etika sosial kesantunan (Dimas Bagus Wiranata Kusuma, 2010). Apabila dilanjutkan terus berlanjut, niscaya generasi muda akan hidup dalam budaya hedonistis yang hampa akan nilai-nilai luhur yang melekat pada diri bangsa.
Melemahnya fungsi keluarga sebagai lingkungan pendidikan karena kesibukan orang tua diluar rumah, pertengkaran dalam rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian mengakibatkan kehampaan moral dalam perkembangan moral anak sehingga terjadi kelainan perilaku dalam bentuk kenakalan misalnya: perkelahian, penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dan laon-lain. Untuk itu doperlukan perubahan paradigma dalam proses pendidikan dimana diperlukan kerjasama yang sinergis antara sekolah, keluarga dan masyarakat (Fullan, 1997:225) Upaya peningkatan moralitas bangsa melalui pendidikan sewajarnya dimulai sejak dini, yaitu pada masa anak-anak.
Dalam jurnal ini penulis mengambil contoh SD Muhammadiyah Bodon yang terletak di Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah melaksanakan penanaman nilai-nilai ke-Islaman serta nilai-nilai lainnya dalam semua kegiatan pendidikan. Tujuannya agar hal ini mendapat apresiasi sehingga usaha dan peran semua pihak dalam upaya meningkatkan moralitas bangsa mendapatkan dukungan spiritual hingga dapat berhasil dengan baik.
Nilai berasal dari bahasa Inggris yaitu value yang diturunkan dari kata dalam bahasa Latin (valere) atau bahasa Perancis Kuno (valois) yang secara etimologis artinya berguna, mampu berdaya (Bertens, 2007). Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap baik atau buruk tentang suatu hal, sedangkan arti denotatifnya antara lain dimaknai sebagai harga. Sementara itu moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos (jamak: mores) yang berarti kebiasaan dan adat. Secara etimologis kata moral berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Bertens, 2007: 7). Oleh karenanya moral merupakan standar tingkah laku yang dianggap baik, benar, adiluhung menurut kebudayaan masyarakat tertentu.

Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menemukan fakta dan fenomena yang sebenarnya, dimana peneliti sendiri sebagai instrumen.
Peneliti menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Data valid diperoleh dengan triangulasi, pengamatan lebih lama, analisis kasus negatif, dan referensi untuk memeriksa dan recheck.
Peneliti menggunakan metode analisis data interaktif oleh Miles dan Huberman untuk menganalisis data yang meliputi: reduksi data, display data dan kesimpulan.

Hasil
Hasilnya menunjukkan bahwa kepala sekolah, guru dan staf karyawan SD Muhammadiyah Bodon memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan nilai. Sebagai manajer, kepala sekolah merencanakan, mengorganisir dan mengevaluasi program. Guru mengambil peran sebagai pengajar nilai-nilai pendidikan, teladan atau model untuk pengajaran nilai-nilai, pengawas dan evaluator program pendidikan nilai, misalnya sebagai evaluator guru berperan sebagai hakim yang harus memutuskan apakah seorang siswa harus diberikan sanksi atau hukuman apa yang pantas diberikan ketika ketika seorang siswa melalukan pelanggaran.
Program pendidikan nilai pada SD Muhammadiyah Bodon dilaksanakan dengan model yang komprehensif yang terintegrasi dalam prapembelajaran, pembelajaran, ekstrakurikuler, dan acara tertentu. Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah adalah nilai-nilai keagamaan, kebersihan dan keindahan, kedisiplinan, sopan santun, dan kejujuran. Dampak dari pendidikan nilai pada kinerja siswa SD Muhammadiyah Bodon sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi mereka di berbagai kompetisi, seperti kompetisi kebersihan sekolah, kompetisi agama, lomba "batik" , lomba pidato Jawa dll. Faktor-faktor yang mendorong implementasi pendidikan nilai adalah: kemampuan baik sumber daya manusia, fasilitas sekolah, beberapa program yang berada di sejalan dengan nilai-nilai pendidikan, dan peran aktif dari elemen sekolah

Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia terutama kualitas sikap, nilai dan moralitasnya. Pendidikan nilai yang dilakukan secara komprehensif sebagaimana dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Bodon yang memberikan pencerahan kepada harapan peningkatan kualitas moral bangsa Indonesai. Pendidikan nilai secara komprehensif merupakan alternative bagi kita untuk membawa perubahan mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. SD Muhammadiyah Bodon telah mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Hal tersebut dapat dijadikan model bagi pelaksanaan pendidikan nilai de sekolah lain.

Keunggulan
Menurut saya keunggulan yang terdapat pada jurnal ini adalah adanya contoh langsung yang diimplementasikan dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tempat penelitian, sehingga pembaca lebih mudah memahami maksud penulis tersebut.
Keunggulan lain dalam jurnal ini adalah menjelaskan adanya peran dari semua komponen sekolah sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing, seperti Kepala Sekolah, guru, siswa, wali murid dan karyawan. Sehingga jelas untuk dijadikan contoh yang baik.

Kekurangan
Menurut saya kekurangan yang terdapat dalam jurnal ini adalah tidak dijelaskan tentang bagaimana guru dalam memotivasi siswa dalam melaksanakan pendidikan nilai di SD Muhammadiyah Bodon.

By: Dewi Hastarini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar