MEMBENTUK
PRIBADI MULIA MELALUI PENDIDIKAN NILAI:
Studi
di SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta
Sudrajat
Pendidikan Sejarah FISE UNY
Pengantar
dan Tujuan
Dalam dasawarsa
terakhir ini terjadi kecenderungan baru di mana kesadaran akan nilai mulai
tumbuh kembali. Kecenderungan ini terjadi secara global dan dapat digambarkan
sebagai suatu titik balik dalam perkembangan peradaban manusia. Di Indonesia
mulai berkembang pendidikan dan pengajaran yang mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan aspek keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Bersamaan dengan itu sekolah-sekolah berusaha menciptakan iklim
yang kondusif bagi tumbuhnya kesadaran nilai, moral dan keagamaan bagi peserta
didiknya.
Refeleksi pendidikan
kita hingga saat ini terkesan melebihkan unsur keilmuan secara duniawi dan
melemahkan kadar spiritual sebagai pembentuk nilai atau moral dalam kepribadian
para generasi muda. Seorang siswa dianggap berprestasi dan mendapat predikat
pelajar teladan berdasarkan kepada nilai yang bagus pada mata pelajaran
tertentu. Moralitas kemudian menjadi terabaikan dan dianggap sebagai suatu yang
usang. Generasi bangsa menjadi pribadi yang meletakkan segala sesuatu tanpa
berlandaskan nilai moral dan etika sosial kesantunan (Dimas Bagus Wiranata
Kusuma, 2010). Apabila dilanjutkan terus berlanjut, niscaya generasi muda akan
hidup dalam budaya hedonistis yang hampa akan nilai-nilai luhur yang melekat
pada diri bangsa.
Melemahnya fungsi
keluarga sebagai lingkungan pendidikan karena kesibukan orang tua diluar rumah,
pertengkaran dalam rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian
mengakibatkan kehampaan moral dalam perkembangan moral anak sehingga terjadi
kelainan perilaku dalam bentuk kenakalan misalnya: perkelahian, penyalahgunaan
narkoba dan obat-obatan terlarang dan laon-lain. Untuk itu doperlukan perubahan
paradigma dalam proses pendidikan dimana diperlukan kerjasama yang sinergis
antara sekolah, keluarga dan masyarakat (Fullan, 1997:225) Upaya peningkatan
moralitas bangsa melalui pendidikan sewajarnya dimulai sejak dini, yaitu pada
masa anak-anak.
Dalam jurnal ini
penulis mengambil contoh SD Muhammadiyah Bodon yang terletak di Desa Jagalan
Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
melaksanakan penanaman nilai-nilai ke-Islaman serta nilai-nilai lainnya dalam
semua kegiatan pendidikan. Tujuannya agar hal ini mendapat apresiasi sehingga
usaha dan peran semua pihak dalam upaya meningkatkan moralitas bangsa
mendapatkan dukungan spiritual hingga dapat berhasil dengan baik.
Nilai berasal dari
bahasa Inggris yaitu value yang
diturunkan dari kata dalam bahasa Latin (valere)
atau bahasa Perancis Kuno (valois)
yang secara etimologis artinya berguna, mampu berdaya (Bertens, 2007). Nilai
dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap baik atau buruk tentang suatu
hal, sedangkan arti denotatifnya antara lain dimaknai sebagai harga. Sementara
itu moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos
(jamak: mores) yang berarti kebiasaan dan adat. Secara etimologis kata moral
berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Bertens, 2007: 7). Oleh karenanya
moral merupakan standar tingkah laku yang dianggap baik, benar, adiluhung
menurut kebudayaan masyarakat tertentu.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif untuk menemukan fakta dan fenomena yang sebenarnya, dimana peneliti
sendiri sebagai instrumen.
Peneliti menggunakan wawancara mendalam,
observasi partisipasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Data valid
diperoleh dengan triangulasi, pengamatan lebih lama, analisis kasus negatif,
dan referensi untuk memeriksa dan recheck.
Peneliti menggunakan metode analisis
data interaktif oleh Miles dan Huberman untuk menganalisis data yang meliputi:
reduksi data, display data dan kesimpulan.
Hasil
Hasilnya menunjukkan bahwa kepala
sekolah, guru dan staf karyawan SD Muhammadiyah Bodon memiliki peran penting
dalam pelaksanaan pendidikan nilai. Sebagai manajer, kepala sekolah
merencanakan, mengorganisir dan mengevaluasi program. Guru mengambil peran sebagai
pengajar nilai-nilai pendidikan, teladan atau model untuk pengajaran
nilai-nilai, pengawas dan evaluator program pendidikan nilai,
misalnya sebagai evaluator guru berperan sebagai hakim yang harus memutuskan
apakah seorang siswa harus diberikan sanksi atau hukuman apa yang pantas
diberikan ketika ketika seorang siswa melalukan pelanggaran.
Program pendidikan nilai pada SD
Muhammadiyah Bodon dilaksanakan dengan model yang komprehensif yang
terintegrasi dalam prapembelajaran, pembelajaran, ekstrakurikuler, dan acara
tertentu. Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah adalah nilai-nilai keagamaan,
kebersihan dan keindahan, kedisiplinan, sopan santun, dan kejujuran. Dampak
dari pendidikan nilai pada kinerja siswa SD Muhammadiyah Bodon sangat signifikan.
Hal ini dapat dilihat dari prestasi mereka di berbagai kompetisi, seperti
kompetisi kebersihan sekolah, kompetisi agama, lomba "batik" , lomba
pidato Jawa dll. Faktor-faktor yang mendorong implementasi pendidikan nilai
adalah: kemampuan baik sumber daya manusia, fasilitas sekolah, beberapa program
yang berada di sejalan dengan nilai-nilai pendidikan, dan peran aktif dari
elemen sekolah
Kesimpulan
Pendidikan merupakan
salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai jalan untuk memperbaiki
kualitas sumber daya manusia Indonesia terutama kualitas sikap, nilai dan
moralitasnya. Pendidikan nilai yang dilakukan secara komprehensif sebagaimana
dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Bodon yang memberikan pencerahan kepada
harapan peningkatan kualitas moral bangsa Indonesai. Pendidikan nilai secara
komprehensif merupakan alternative bagi kita untuk membawa perubahan mendasar
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. SD Muhammadiyah Bodon telah
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan. Hal tersebut dapat dijadikan model bagi pelaksanaan pendidikan
nilai de sekolah lain.
Keunggulan
Menurut saya keunggulan
yang terdapat pada jurnal ini adalah adanya contoh langsung yang
diimplementasikan dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tempat
penelitian, sehingga pembaca lebih mudah memahami maksud penulis tersebut.
Keunggulan lain dalam
jurnal ini adalah menjelaskan adanya peran dari semua komponen sekolah sesuai
dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing, seperti Kepala Sekolah, guru,
siswa, wali murid dan karyawan. Sehingga jelas untuk dijadikan contoh yang
baik.
Kekurangan
Menurut saya kekurangan
yang terdapat dalam jurnal ini adalah tidak dijelaskan tentang bagaimana guru
dalam memotivasi siswa dalam melaksanakan pendidikan nilai di SD Muhammadiyah
Bodon.
By: Dewi Hastarini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar